Gas Kehidupan di Bulan, masih tanda tanya?
Bulan
adalah benda langit yang paling dekat dengan bumi dan bentuknya paling kecil di
antara benda-benda langit yang bergerak mengitari bumi. Perputaran bulan dan
mataharilah yang menyebabkan timbulnya penentuan jarak dan waktu. Para astronom
telah mempelajari kondisi geografis
bulan dan member gambaran mengenai pegunungan dan lembah yang terdapat di sana.
Suhu
sisi permukaan bulan yang menghadap
matahari mencapai 120 derajat Celcius atau lebih panas dari suhu air
yang mendidih. Adapun suhu permukaan bulan yang bertolak belakang dengan
matahari mencapai 150 derajat Celcius di bawah nol atau lebih rendah dari suhu
air yang membeku.
Lord Afpriy menyebutkan,”Sesungguhnya
di atas permukaan buan yang tandus terdapat gunung-gunung berapi yang sangat besar,
namun tidak aktif. Ketinggiannya mencapai 42 ribu kaki ditambah 13 ribu kaki
dari atas puncak gunung yang ada di bumi. Kawah gunung berapi tersebut sangat
besar hingga diameternya mencapai 100 mil. Usianya pun berjuta-juta Tahun lebih
tua dari usia pegunungan yang ada di Bumi.
Sampai
sekarang belum ditemukan adanya jejak-jejak kehidupan di permukaan bulan.
Meskipun pada Tahun 1963 para ilmuwan mengumumkan bahwa kandungan gas di atas
bulan yang ditemukan melalui satelit angkasa merupakan sisa dari sebuah
kehidupan.
Apakah itu menyiratkan adanya
makhluk hidup yang hidup disana lalu lenyap?
Para
ahli antariksa juga mengungkapkan setelah melakukan penelitian panjang terhadap
bulan, bahwa sisa-sisa kehidupan itu ibaratnya sebuah pembuktian kehidupan.
Karena unsure-unsur tersebut adalah faktor penting di dalam perkembangan yang
terjadi pada kehidupan di atas bulan.
Setelah
manusia menginjakan kaki di bulan, terungkaplah apa yang membuat rahasia di
bulan yang semua samar-samar. Terpancarlah sebuah sinar seperti pancaran sinar
matahari terhadpa manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar