Apa yang membuat Matahari selalu menyala?
Matahari
adalah benda langit yang dipenuhi nyala api. Diameternya lebih dari satu
sepertiga juta kilometer. Luasnya mencapai 325 kaki dari bumi. Beratnya sekitar
332 kali dari berat bumi. Suhu didalam perut matahari mencapai sekitar 20 juta derajat
Celcius, sedangkan suhu permukaannya sekitar 9.900 derajat Celcius. Dari
permukaan ini terpancar nyala api yang tingginya mencapai 500.000 Km. panasnya
terus menyala di angkasa dengan kekuatan 167.400 H.P. (Horse Porter) pada
setiap satu meter persegi. Dari kekuatan tersebut tidak ada yang sampai ke
bumi, kecuali hanya seperdua juta saja. Jumlah tersebut hanya bagian siang
sangat kecil jika dibandingkan dengan cahaya bintang-bintang besar lainnya.
Permukaan
matahari mengandung unsure tegangan listrik dan magnetis yang sangat dahsyat.
Yang mencengangkan para ilmuwan adalah matahari sebagaimana pengetahan mereka
terhadap lapisan-lapisan bumi masih tetap mengeluarkan panas dengan kadar yang
sama sejak jutaan Tahun yang lalu. Seandainya panas itu berasal dari hasil
pembakaran, bagaimana bisa bendanya tidak habis terbakar pada masa-masa
berikutnya?
Jadi,
tidak disangsikan lagi bahwa proses pembakaran pada matahari berbeda dengan
proses pembakaran yang kita ketahui. Jika tidak demikian, setelah enam ribu Tahun
terbakar secara terus-menerus, dipastikan panasnya akan hilang. Akan tetapi,
sebagian ilmuwan berpendapat bahwa meteor yang berjatuhan di permukaannya
menjadi pengganti dari panasnya yang hilang dengan cara pembakaran.
Dr.
Thomas Gold, wakil direktur observasi Graintisy, mengumumkan bahwa sebuah
ledakan telah terjadi di matahari pada tanggal 13 Februari 1956. Daya
ledakannya sama dengan bumi tertimpa jutaan bom hidrogenis. Ledakan ini telah
mengakibatkan bumi tertimpa hujan cahaya. Ia berkata,”Penambahan cahaya secara besar-besaran terhadap bumi
dimulai pada 3,45 am. (GMT) dan berlangsung selama 2 jam. Tambahan cahaya yang
menimpa bumi dari cahaya alam tersebut adalah yang terbesar sepanjang
sejarah,”.
Hujan
cahaya tersebut menimpa sebagian besar permukaan bumi. Kekuatannya sangat besar
hingga tidak dapa diukur oleh akal manusia. ia menambahkan,”Pada saat peralatan
observasi merekam hujan cahaya tersebut, semua tubuh laki-laki, perempuan,
anak-anak, bahkan seluruh makhluk hidup di seluruh dunia mengalami penurunan
daya tahan,”.
Pada
tanggal 20 Mei 1957, ledakan serupa kembali terjadi. Dari ledakan ini,
terpancar cahaya yang sangat jelas sekali terlihat dengan mata biasa. Dari
cahaya tersebut kemudian terpancar sinar ultra violet yang tingginya mencapai satu
meter. Dari ledakan ini juga muncul molekul-molekul yang dikeuarkan matahari.
Setelah 20 jam, terjadinya leakan, bumi diterpa unsure-unsur magnetis yang
sangat dahsyat.
Sebuah
embaga penelitian cuaca Amerika juga menyebutkan bahwa pada tanggal 13 Maret
1956, telah terjadi sebuah ledakan di atas permukaan matahari. Ledakan tersebut
mengeluarkan gas-gas yang tingkat kepanasannya tidak dapat digambarkan,
sedangkan kecepatan gerak dari gas-gas tersebut mencapai 3.500.000 mil per jam.
Adapun
Dr, Donald Mitchel yang tergabung dalam lembaga penelitian Hardward
menyebutkan, bahwa ledakan-ledakan yang terjadi pada matahari, telah direkam
oleh beberapa film dengan mempergunakan Conigra, yaitu sebuah alat yang
berfungsi untuk merekam sinar atau cahaya yang terpancar dari matahari. Dari
rekaman tersebut diketahui bahwa kekuatan satu ledakan sama dengan seratus juta
bom hidrogenis yang meledak secara bersamaan. Kekuatan ini 1.000 kali lebih
kuat dari daya tarik bumi.
Di
Tokyo, sekitar 50 astronom dan ahli bumi telah berkumpul untuk saling bertukar
pikiran mengenai cahaya alam. Mereka menegaskan bahwa ledakan-ledakan tersebut
memberikan pengaruh secara langsung kepada psikologi dan jasmani manusia. pada
Tahun 1976 disebutkan bahwa kadar zat putih telur pada darah manusia yang
tergolong selalu stabil ternyata mengalami perubahan. Salah satu penyebabnya
adalah ledakan-ledakan yang terjadi pada matahari.
Tiadalah
matahari yang masih menyimpan begitu banyak rahasia dan masih menjadi sumber
ketakjuban, matahari yang sampai hari ini masih disembah oleh penganut Majusi
di India, matahari yang tidak hanya menjadi cahaya penerang bagi kita, tetapi
juga menjadi sumbu dari planet-planet dan sumber kehidupan makhluk hidup,
matahari yang rahasianya selalu bertambah setiap kali ada penemuan baru dan
ketidaksanggupan ilmu pengetahuan mengungkap apa yang mesti diketahui tentang
matahari yang beratnya akan hilang sebanyak jutaan ton setiap kali terjadi
pembakaran, namun bentuk dan beratnya terus-menerus mengalami revitalisasi.
Matahari
yang juga mengirimkan kepada alam sebuah kekuatan yang sama dengan kekuatan
5.000 juta bom atom setiap detik, melainkan hanya sebuah tanda dari tanda-tanda
keberadaan Sang Pencipta. Ia hanya sebuah tanda kecil yang menghiasai langit di
antara bintang-bintang yang memiliki bentuk lebih besar dan bergerak dengan
kecepatan yang begitu tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar