Alam “Apakah ada secara kebetulan?”
Posisi bumi tempat kita hidup berada jauh dari matahari yang pansanya dapat mencapai 12.000 derajat Fahrenheit. Jarak keduanya yakni sekitar 92.500 juta mil, sedangkan jarak bumi dan bulan sekitar 240.000 mil. Jarak inilah yang cukup dan sesuai dengan kehidupan makhluk-makhluk di Bumi. Sekiranya jarak bumi lebih dari pada jarak tersebut, niscaya makhluk hidup akan terbakar dalam sekejap dan kehidupan akan sirna.
Demikian pula halnya, jika matahari berada lebih jauh dari pada jarak tersebut, niscaya akan terjadi kebekuan dan kematian pun akan merenggut, setiap makhluk yang bernyawa di Bumi. Begitu pula, jika jarak bulan lebih jauh atau lebih dekat dari bumi. Maka air laut akan meluap dan menghancurkan benih-benih kehidupan, selain itu ia akan meluluhkan gaya gravitasi sehingga gunung-gunung akan berguncang dan selanjutnya musnalah kehidupan ini.
Bumi berputar pada porosnya dengan kecepatan 10.000 mil per jam. Dengan kata lain, satu kali putaran bumi sama dengan 24 jam. Seandainya kecepatan rata-ratanya kurang dari angka tersebut, niscaya siang akan bertambah panjang, sehingga kekeringn akan melanda tumbuh-tumbuhan dan makhluk hidup lainnya. Malam pun akan bertambah lebih lama sehingga musim dingin akan mengurangi benih kehidupan. Jika cuaca dingin terus bertambah, maka kehidupan akan sirna perlahan-lahan.
Jika kerak bumi bertambah sedikit saja dari yang ada sekarang, otomatis oksigen akan berkurang dan kesempatan hidup menjadi lebih sempit. Sebaliknya, jika kerak bumi bertambah sekitar sepuluh kaki, unsure-unsur kehidupan akan hilang seiring dengan lenyapnya oksigen. Oksigen ini, jika bertambah sedikit saja dari kuantitasnya yang layak, maka akan menimbulkan kehancuran alam sebagai akibat dari kepadatan udara di dalamnya. Seluruh planet dan benda langit yang ada pun akan saling berbenturan.
Orang-orang yang tinggal dipesisir pantai harus melakukan penyulingan untuk memisahkan kandungan garam dari air laut agar air tersebut layak diminum. Betapa pun mereka berharap supaya air yang mengandung garam itu menjadi jernih sepeti air sungai, dan seandainya harapan mereka terwujud sehingga air menjadi tawar semuanya. Niscaya bau busuk akan tersebar dimana-mana. Aktivitas kehidupan akan berhenti dan bumi akan tandus. Sesungguhnya air laut itu berfungsi sebagai penawar, karena pada garam mengandung suatu zat yang berfungsi menjaga kebusukan.
Lihatlah siklus air yang ada di Bumi, niscaya anda akan mengetahui bahwa semua fenomena itu diciptakan dengan disertai sebuah sistem yang begitu sempurna. Matahari mengubah air laut yang tiada habis-habisnya menjadi uap. Lalu, uap itu bergerak naik ke langit dan berada di lapisan yang dingin. Selanjutnya, lapisan-lapisan tersebut berkumpul dan akhirnya jatuh hingga airnya mengalir di sungai-sungai. Air sungai itu menyirami tanaman dan pepohonan. Dari situ, terjadilah kehidupan di ala mini.
Apakah semua peristiwa tersebut terjadi secara kebetulan?
Lihatlah putaran bumi yang berputar mengelilingi matahari, yang kemiringan porosnya menjadi 23 derajat. Bagaimana mungkin pergantian musim dalam satu Tahun, mulai dari musim dingin, musim semi, kemudian musim panas, jika porosnya tidak miring?
Seandainya bumi tidak berputar mengelilingi matahari, tetesan-tetesan air yang menguap dari laut akan jatuh di dua tempat saja yakni utara dan selatan. Jika demikian, seluruh benua akan mengalami kebekuan dan kepanasan sepanjang masa. Selanjutnya, manusia dan makhluk hidup lainya akan hancur.
Apakah semua siklus terjadi secara kebetulan?
“Katakanlah, perhatikanlah apa yang ada di Langit dan di Bumi, tidaklah bermanfaat ayat-ayat dan peringatan-peringatan (Rosul) terhadap kaum yang tidak beriman,”. (Q.S. Yunus : 101)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar